Minggu, 14 November 2010

About Me

Aku skolioser.
Tulangku bengkok.
Aku sadar untuk berobat saat sudah hampir terlambat.
Karena faktor ekonomi aku hanya menyimpannya tanpa pernah periksa ke dokter.
Hanya mamahku yang tahu.
Ketika menyadari sejak masuk SMA kemampuan berlariku semakin buruk.
Nafasku seringkali cepat sesak dan panas ketika berlari.
Padahal kakiku masih cukup kuat berkilo2 meter lagi.
Ketika kuliah aku mengikuti kegiatan kemanusiaan.
Tanpa pernah kusadari mengangkat korban dengan tandu, dengan membopong, menggendong, bahkan dengan bantuan 3 teman, hanya akan memperparah kondisiku.
Aku tidak pernah tahu, kondisi apa saja yang harus kuhindari karena skoliosis.
Aku tidak pernah tahu, kegiatan2 selama aku belum mengenal penyakitku ternyata hal yang tidak seharusnya aku pernah aku lakukan.
Aku ikut naik turun gunung, membawa2 ransel berat, naik turun tangga berkali2 3 lantai latihan membawa pasien dengan tandu saat menjelang OSPEK di kampus untuk siaga sebagai tim medis, sampai aku merasa pinggangku sakitpun kugubris.
Lalu aku menikah setelah lulus.
Tidak lama akupun mengandung.
Usia kehamilan 1,5 bulan baru terasa dampaknya yang luarrr biasa.
Saat bangun tidur siang, pinggulku, atau tepatnya di pangkal paha, terasa ngilu yang sangat menyetrum sampai aku tidak bisa bangun, sampai jam 5 sore aku tetap kesakitan meski dibantu suamiku untuk bangun, maka sholatpun terpaksa aku tayamum di tempat dan sambil berbaring.
Di situlah baru ketahuan, saat tukang urut, mengurutku setelah aku melahirkan anak pertama, aku pernah jatuh terduduk di kamar mandi waktu kecil dan tidak segera diantisipasi, malah kudiamkan.
Dampaknya, tulang punggungku jadi tidak lurus yang meski aku berusaha untuk tetap menjaga sikap dengan berjalan dan duduk tegak, tetap saja menambah kelengkungannya karena ketika itu aku masih dalam masa pertumbuhan.
Karena ketidakstabilan bentuk tulang punggung, berdampak pula ketika hamil, nyeri di pangkal paha, yang memang hanya dengan senam kehamilan bisa berkurang.
Meski sakit, alhamdulillah...aku diberi kepercayaan oleh Allah dengan 2 putri dan 1 putra yang sehat2, lahir dengan normal, meski posisi mereka seringkali miring di dalam rahim karena menyesuaikan diri dengan posisi tulangku.
Namun...sakit di belakang semakin hari semakin bertambah, dan menggangguku sejak melahirkan anak ketiga.
Ketika aku putus asa dengan membuat tulisan singkat di catatan FB, barulah suamiku tergerak untuk memeriksakan kondisi tulangku.
Vonis itu begitu menyayat.
Aku berharap masih bisa terapi saja.
Aku ingin teriak dan menangis.
Tapi aku di sana bersama ke-3 malaikat kecilku, mendengarkan kata2 dokter tentang operasi.
Ketika itu bayi ke-3-ku masih 2 bulan.
Aku menunggu sampai ia 6 bulan. 
Selesai aku memberinya ASI eksklusif.
Meski aku berharap setelah operasi nanti aku masih bisa menyusuinya.
Mungkin aku nampak tegar.
Tapi sebenarnya AKU TAKUT.
Ya Allah...lindungilah keluargaku, suamiku, anak2ku, orang tuaku, mertuaku, saudara2 kandung dan iparku, sahabat2 terbaikku, teman2ku...




Kerja Di Rumah

0 komentar:

Blogroll

Label

Promo Terbaru

Promo Terbaru
Promo Reguler