Selasa, 22 Maret 2011

Aku Skoliosis Lhooo....(part 1)

Hehe...judulnya aneh, ga penting

Just sharing, supaya yang juga mengalami skoliosis ga menurun semangat hidupnya untuk tetap berkarya, tetap menjadi dirinya sendiri, dan tetap senang dalam menjalani kegiatan yang dipilihnya.

Usiaku sekarang 28th, ketauan bungkuk (belum paham skoliosis dulu) waktu SMA kelas 1. Mamah waktu itu yang bilang waktu aku pulang sekolah, "kok agak bungkuk, Nov?" Dengan ekspresif aku mlotot kaget, lalu..."masa' sih, mah?" dan cuek.
Ketika itu aku hanya tinggal berdua dengan mamahku di kota kecil yang damai, Pandeglang, Banten. Ayahku mutasi ke Pontianak sejak 1994, bersama kakak laki2ku yang anak ke-3, aku masuk SMA di tahun 1997. Kakakku yang pertama di Jakarta, yang kedua di Bandung, keduanya kuliah disana. Ya, kami sekeluarga terpisah-pisah.
Sejak hari itu, sejak mamahku bilang aku agak bungkuk, setiap kali aku duduk asal atau berdiri santai dan nampak kebungkukannya, mamah selalu menyuruhku untuk "tegak". Usiaku 14th saat itu, beberapa bulan lagi 15th, dan baru masuk SMA.
Terasa sekali, setiap kali aku me"negak"kan badan, ada bunyi klik di rusuk kanan, dan meski nyaman, tapi agak sesak sedikit. Ga kepikiran sama sekali oleh kami untuk periksa ke dokter, aku cuma berdua dengan mamah, dan aku tau untuk makan saja sudah bersyukur sekali, meski tiap akhir dan awal bulan mamah harus gali lobang tutup lobang ke warung, karena ayahku hanya PNS yang harus menghidupi 2 anak kuliah di kota besar, dan 2 anak SMA, meski track recordnya sudah 20th lebih di PU, tapi pendapatannya ga sama dengan pejabat2 lain yang blm sampe kerja 15th sudah jadi kepala atau pimpro (padahal udah S2 lamaaa juga).
Aku berpikir cepat, solusi apa supaya posturku tetap tegak tanpa alat, karena berpikir utk membuat alatnya juga agak susah, susah untuk mencari2 barang bekas atau murah2 untuk dijadikan alat penyangga agar punggung tetap tegak. Akhirnya aku memutuskan ikut ekskul paskibra di sekolahku. Dan ada olahraga renang juga.
Namuunn...sudah hampir pelantikan anggota paskibra baru, sudah hampir aku bisa berenang sendiri, ayahku datang dari Pontianak, mau memborong aku dan mamah sama-sama ke Pontianak. Tidak sampai seminggu urusan keluar sekolah diurus, ayah dan mamah ke jakarta mengantri membeli tiket kapal ke Pelni, aku tetap di Pandeglang, menghitung hari meninggalkan kota kecil tempatku di besarkan selama 14th, dan tetap masuk sekolah.
Di hari terakhir aku bersekolah di SMAN 1 Pandeglang, aku baru cerita sama teman2 sewaktu istirahat, aku akan pindah besok. Lomba melukis yang didaftarkan guru wali kelasku di hari besoknya pun aku ga bisa ikut, bahkan wali kelasku baru tau kalau aku akan pindah hari itu. Beliau nampak kecewa, dan maunya aku ga usah pindah, hehehe....teman2 juga kaget, kalo tau dari awal maunya mereka diadakan pesta perpisahan. Hihihi....terlalu berlebihan ah untuk orang seperti aku. Padahal kita kan semua baru kenal 5 bulan. (Kecuali temen sebangkuku kali yaaa--->dari Tsanawiyah yang sama)
Di Pontianak, aku bingung, semua ekskul sudah tutup. Mau nimbrung, malu. Ga kenal satu orang pun. Akhirnya aku ikut Pramuka, cuman sayang ga banyak baris berbarisnya. Ga punya solusi untuk menjaga postur tubuhku yang makin lama makin cepet pegel kalo berdri saat upacara, makin cepat sesak kalau olahraga lari, makin ga sigap menangkap bola saat main kasti, makin ga pede waktu main basket, hiks....padahal aku suka banget ama olahraga2 itu. Dulu waktu SD malah aku bisa lari cepat.
Yang terpikirkan olehku, bukan karena karena bungkukku aku cepat sesak, tapi karena suhu Pontianak yang begitu panas, berbanding terbalik dengan Pandeglang yang sejuk dan dingin.
Kuusahakan selalu "tegak" ketika berjalan, duduk bersandar terutama di punggung sebelah kanan, meski tumitku makin lama makin sakit rasanya kalau berdiri terlalu lama (ada hubungannya ga yaaa??). Dan kami sekeluarga sama sekali ga pernah membahas tentang "bungkuk"nya aku.

to be continued

0 komentar: